Sayur Dulu, Karbo Belakangan: Bantu Stabilkan Gula Darah
๐๐๐ซ๐ง๐๐ก ๐๐๐ซ๐ฉ๐ข๐ค๐ข๐ซ ๐ฎ๐ซ๐ฎ๐ญ๐๐ง ๐ฆ๐๐ค๐๐ง ๐๐ข๐ฌ๐ ๐ฌ๐๐ฆ๐ ๐ฉ๐๐ง๐ญ๐ข๐ง๐ ๐ง๐ฒ๐ ๐๐๐ง๐ ๐๐ง ๐ฆ๐๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐ฆ๐๐ค๐๐ง๐๐ง ๐ซ๐๐ง๐๐๐ก ๐ ๐ฅ๐ข๐ค๐๐ฆ๐ข๐ค ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ค๐๐ฌ๐๐ก๐๐ญ๐๐ง ๐ฆ๐๐ญ๐๐๐จ๐ฅ๐ข๐ค ๐๐ง๐๐?
Diet rendah GI (Glycemic Index) melibatkan pemilihan makanan yang dicerna perlahan oleh tubuh, seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan sayuran berserat tinggi. Ketika diet rendah GI dikombinasikan dengan urutan makan yang tepat, efek pengendalian gula darah menjadi lebih optimal.ย
Sebuah penelitian mengamati respons gula darah postprandial pada subjek yang mengonsumsi makanan dengan urutan protein-sayur-karbohidrat, sayur-protein-karbohidrat, dan karbohidrat-protein-sayur, dengan jeda waktu antar konsumsi sekitar 10 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan makan protein-sayur-karbohidat dan sayur-protein-karbohidrat memiliki kenaikan gula darah yang lebih stabil dibandingkan dengan subjek yang memulai makan dari karbohidrat terlebih dahulu (karbohidrat-protein-sayur).
Urutan makan ini juga dapat membantu tubuh memproses makanan secara lebih efisien, sehingga kadar insulin dapat bekerja lebih optimal. Sebaliknya, memulai makan dengan karbohidrat yang memiliki indeks glikemik tinggi menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti dengan penurunan drastis. Hal ini dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dalam jangka panjang.
Selain memilih makanan dengan indeks glikemik rendah, urutan makan memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas gula darah. Dengan mengatur urutan makan, terutama bagi individu dengan pre-diabetes, lonjakan gula darah yang drastis dapat dihindari. Yuk, selalu jaga kesehatan metabolik Anda!
Sumber
Shukla AP, Dickison M, Coughlin N, et al. The impact of food order on postprandial glycaemic excursions in prediabetes. Diabetes Obes Metab. 2019;21(2):377-381. doi:10.1111/dom.13503
Bรฌnh luแบญn