top of page

Mikroba Usus Pengaruhi Stabilitas Gula Darah?

gut microbes

Mikroba usus merujuk pada triliunan mikroorganisme yang hidup dalam saluran pencernaan manusia. Mikroorganisme ini terdiri dari bakteri, virus, jamur, dan archaea yang memainkan peran penting dalam berbagai fungsi fisiologis, termasuk metabolisme, sistem imun, dan pencernaan. Salah satu aspek yang menarik perhatian para ilmuwan adalah bagaimana mikroba usus ini bisa mengatur kadar gula darah. 


Diabetes tipe 2, yaitu jenis sindrom metabolik diabetes yang disebabkan faktor habit / diet,  tandanya yaitu kadar gula darah terlalu tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan besar dalam jenis dan fungsi mikroba usus antara orang sehat dan mereka yang menderita diabetes tipe 2. Jadi, bagaimana kaitan mikroba usus dalam mengontrol diabetes tipe 2?


Peran Mikroba Usus dalam Metabolisme Glukosa

Mikrobiota usus memainkan peran penting dalam mengatur keseimbangan glukosa dan resistensi insulin di organ-organ metabolik utama seperti hati, otot, dan lemak, yang berkontribusi terhadap diabetes tipe 2. Berikut contoh spesifik mikroba yang menguntungkan :

  1. Bifidobacterium: Bifidobacterium lactis, salah satu probiotik usus, memiliki kemampuan untuk meningkatkan sintesis glikogen dan mengurangi ekspresi gen yang terkait dengan produksi glukosa di hati. Studi menunjukkan bahwa tingginya jumlah Bifidobacterium berkaitan dengan peningkatan metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin.

  2. Akkermansia muciniphila: Bakteri ini membantu menjaga lapisan lendir usus yang penting untuk fungsi penghalang usus dan mengurangi peradangan. Individu dengan kadar glukosa darah yang lebih baik cenderung memiliki lebih banyak A. muciniphila.

  3. Faecalibacterium prausnitzii: Bakteri ini sebagai salah satu produsen utama butirat, F. prausnitzii dikenal karena sifat anti-inflamasinya dan kontribusinya terhadap kesehatan usus dan metabolisme glukosa.


Menjaga keseimbangan bakteri baik adalah upaya untuk menjaga kestabilan gula darah. Berdasarkan Therdtatha P et al. (2021) ditemukan suatu fakta unik, ternyata penderita diabetes tipe 2 memiliki gangguan keseimbangan komposisi mikrobiota usus, atau “Disbiosis”.


Pada penderita diabetes tipe 2, bakteri menguntungkan seperti Bifidobacterium, A. muciniphila, Faecalibacterium, dan F. prausnitzii umumnya ditemukan dalam jumlah yang lebih rendah dibandingkan dengan individu dengan kadar glukosa normal. Hal ini menunjukkan bahwa mikroba-mikroba ini memainkan peran penting dalam mencegah perkembangan diabetes tipe 2.


Disbiosis dapat dihindari dengan mengadopsi diet tinggi serat, yang mendukung pertumbuhan mikroba usus yang menguntungkan, meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek (SCFA), dan mengurangi peradangan.


Pengaruh Diet Tinggi Serat pada Mikroba Usus

Diet yang tinggi serat, terutama dari sumber-sumber nabati, mendukung pertumbuhan bakteri yang bermanfaat seperti Bifidobacteria dan Lactobacillus, yang membantu meningkatkan metabolisme glukosa. Serat makanan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba usus untuk tumbuh dan berfungsi dengan optimal.


Untuk mendapatkan manfaat penuh dari diet tinggi serat, penting untuk mengonsumsi berbagai jenis serat dari berbagai sumber nabati. Buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan semuanya menyediakan berbagai jenis serat yang mendukung mikroba usus dengan beragam cara.


Sebagai contoh, serat larut yang ditemukan dalam oatmeal, apel, dan kacang-kacangan dapat difermentasi menjadi SCFA, sementara serat tidak larut yang terdapat dalam sayuran berdaun hijau dan biji-bijian membantu menjaga kesehatan gerakan usus.


  1. Peningkatan Keanekaragaman Mikroba

Serat makanan tidak bisa dicerna oleh enzim pencernaan manusia tetapi dapat difermentasi oleh mikroba usus. Proses fermentasi ini menghasilkan berbagai produk yang mendukung pertumbuhan mikroba yang bermanfaat. Mengonsumsi serat secara teratur dapat meningkatkan keanekaragaman mikroba usus, yang merupakan indikator kesehatan usus yang baik.


  1. Produksi Asam Lemak Rantai Pendek (SCFA)

Produksi asam lemak rantai pendek (SCFA) oleh bakteri usus adalah salah satu karakteristik metabolik yang paling dikenal. SCFA sering dianggap sebagai faktor krusial dalam hubungan antara mikrobiota usus dan kesehatan manusia. SCFA memberikan banyak manfaat, termasuk meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi peradangan. Namun, jika produksi SCFA menurun, risiko resistensi insulin dan komplikasi terkait diabetes dapat meningkat. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan mikrobiota usus melalui diet dan gaya hidup sehat sangat penting untuk mencegah dan mengelola diabetes tipe 2.


Apakah mikroba usus berpengaruh terhadap stabilisasi gula darah? Berdasarkan bukti yang ada, jawabannya adalah iya. Namun, untuk memahami potensi dan aplikasi praktis dari penemuan ini dengan lebih baik, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.



Referensi


Comments


Tulisan Terbaru
Arsip
Cari Dengan Tag
Ikuti kami
  • Facebook Basic Square
  • Twitter Basic Square
  • Google+ Basic Square

Tanya

Food Lab

Tanya

Sertifikasi

bottom of page